Travel Story Lintas Sulawesi Part 2 : Pertalite Langka?

 

Travel Story Kotamobagu dan Gorontalo

Source google maps

Perjalanan saya lanjutkan kembali, setelah seharian kemarin berada di kotamobagu, melakukan banyak hal sebagai persiapan untuk perjalanan jauh. Yang paling utama adalah memeriksa kondisi ban kembali, tekanan ban nya serta kondisi ban serep. dan ternyata memang ban serep harus di ganti karena walaupun kondisinya masih cukup bagus namun sudah tidak rata akibat tambalan yang asal-asalan, takutnya berpengaruh pada laher. Saya Juga mengunjungi customer saya di Kotamobagu untuk follow up perkembangan project yang rencananya akan di eksekusi tahun depan. semoga saja..amin. 

Penasaran dengan Air Terjun Tudu aog

Rasa penasaran yang menggebu-gebu saya akhirnya nekat mencari Air Terjun Tudu aog yang terletak di dalam hutan antara desa Tuduaog dan Kolingangaan. Kunjungan ke air terjun tudu aog akan penulis bahas pada artikel berikutnya secara detail. Air terjun yang sebenarnya cukup mudah di jangkau karena berada di pinggir jalan, namun belum begitu banyak terekspose, dan sepi pengunjung, bahkan lokasinya belum ditemukan di Google maps. 

mytravelandscape/Arter-tuduaog
Arter Tudu Aog

Isi Pertalite di SPBU AKD Kotamobagu

Selesai sholat subuh, saya izin kepada orangtua untuk melanjutkan perjalanan saya ke makassar. Saya mampir sejenak di ATM terdekat untuk persiapan mengisi Pertalite, SPBU yang Buka 24 jam ada di Jalan AKD, Antrian pertalite disini alhamdulillah tidak begitu banyak, bila dibandingkan dengan antrian solar. Sampai ada mobil yang nginap semalaman sampai pagi demi mendapatkan Solar. Luar biasa kan!. 

Saya mengisi full tanki untuk antisipasi kesulitan pertalite yang melanda sulawesi utara dan Gorontalo. 250Ribu saya keluarkan untuk mengisi full tanki mobil Ayla, Semoga saja bertahan sampai di Pohuwatu, Gorontalo. 

Tiba di Boroko

Pukul 10.00 pagi saya sudah memasuki Kota Boroko, Ibu kota Kabupaten Bolaang mongondow Utara, yang berbatasan dengan Provinsi Gorontalo, Kondisi jalanan sudah cukup baik bila dibandingkan beberapa waktu lalu, beberapa lubang sudah di tambal walaupun belum semuanya, setidaknya di arah menuju Gorontalo masih lebih baik dibandingkan dengan arah menuju Manado. Oyah saat melewati tanjakan setelah Boroko saya melambatkan laju kendaraan saya karena ternyata terjadi longsor yang memakan setengah badan jalan cukup parah kerusakannya namun alhamdulillah sedang diperbaiki.

Memasuki Provinsi Gorontalo

Biasanya saat Memasuki Atinggola akan ada razia atau pemeriksaan yang dilakukan baik oleh Polisi maupun Dishub, namun kali ini tidak ada. Saya berhenti sejenak di SPBU Atinggola, saya melihat antrian solar yang luar biasa panjang, syukurlah Kondisi tanki saya masih cukup banyak sehingga tidak harus antri pertalite juga disini yang lumayan panjang. saya melanjutkan perjalanan, jalanan cukup mulus tidak banyak hambatan Namun jalanan di Atinggola ada yang masih tahap perbaikan masih berupa batu kerikil yang dipadatkan dan ditengah-tengah jalan terdapat banyak batu besar yang seperti sengaja di letakkan disitu sehingga pengendara mobil harus bermanuver sedemikian rupa agar tidak menabrak batu. Pukul 12 saya sudah memasuki Kwandang, saya berhenti sejenak untuk istirahat makan di Puncak Dombola, yang memiliki panorama alam yang indah dengan hamparan pulau-pulau bisa terlihat dari atas ini. 

mytravelandscape/nasi-abon
Menu Lunch nasi Abon/mytravelandscape

Rencana Spontan Mencari Air Terjun Molingkapoto

Saat beristirahat makan, saya sejenak mengecek Atraksi wisata apa yang ada di dekat sini lewat Google Maps, Air terjun Molingkapoto yang menarik perhatian saya, rencana spontan ini sudah saya masukkan dalam Add Stop pada Google Maps jaraknya sekitar 40 menit perjalanan dari Puncak Kwandang, Desa lokasi air terjun ini berada dekat dengan perbatasan antara Gorontalo dan Gorontalo utara. 

mytravelandscape/jalan-desa
Panorama Menuju Air Terjun

kita harus mengambil jalan ke kiri untuk melewati perkebunan warga kemudian memasuki suatu desa, namun saya terpaksa harus kecewa, karena untuk menuju ke Air terjun ternyata tidak bisa di lewati oleh kendaraan roda 4. Sungguh mengecewakan petunjuk Maps ini ternyata tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Agak berat jika harus berjalan kami sejauh 3 KM untuk menuju air terjun yang belum jelas letaknya dimana, tanpa adanya petunjuk dan pemandu. Saya pun kembali ke jalan Utama untuk melanjutkan perjalanan. 

Kesulitan Pertalite

Tak terasa saya sudah berada di Paguyaman, melewati Perkebunan Jagung dan Tebu. Ketika melewati SPBU di Paguyaman, saya berencana untuk menambah Pertalite yang kini sudah berkurang setengah, memasuki antrian yang cukup panjang, saya harus kecewa karena ternyata stocknya habis saat sudah 30 menit berada di antrian. 

Mytravelandscape/antrian-pertalite
Antrian Petralite/author doc

SPBU terdekat setelah ini berada sekitar 25 KM sebelum memasuki Kota Boalemo, saya pun melanjutkan perjalanan sambil berharap masih tersedia Pertalite di SPBU ini. Alhamdulillah Doa saya Terjawab, Antriannya cukup panjang memang, agak sedikit was-was takut kondisinya sama seperti SPBU sebelumnya, Saat berada di Antrian paling depan Saya meminta Petugas untuk mengisi full kembali Tanki bensin, kali ini 130ribu saya keluarkan untuk Pertalite, setidaknya saya tidak harus ngantri lagi besok di Kota Marisa, karena pengalaman saya sebelumnya antrian bensin disini lebih panjang dan lebih cepat habis. Namun anehnya Pertalite dan solar eceran masih banyak di jumpai di sepanjang jalan Gorontalo. 

Perjalanan jarak jauh mengharuskan kita untuk cermat dalam mengestimasi Kapan dan dimana harus mengisi Bensin. Jika tidak terpaksa kita harus membayar biaya yang lebih mahal dengan mengisi Pertalite eceran yang rata-rata dijual di harga 12ribu. 

Sunset di Pohon Cinta Kota Marisa

pukul 15.30 saya tiba di Kota Marisa, Pohuwatu. sempat tergoda untuk melanjutkan perjalanan sampai ke Popayato yang berjarak sekitar 3-4 jam perjalanan. Namun saya tidak yakin harus menginap dimana, daripada berspekulasi lebih baik saya menginap di tempat Hotel yang biasa di Kota Marisa. Saya menghabiskan waktu untuk menunggu sunset di pantai ini, biasanya sunset di lokasi ini sangat indah, apalagi Cuacanya sangat cerah dengan banyak Highcloud dan middle cloud yang pastinya akan menghasilkan warna sunset yang indah.

berikut hasil Foto sunset di pantai Pohon Cinta Marisa.

Mytravelandscape/mesjid-terapung-marisa
Mesjid Nurul Bahri/mytravelandscape

mytravelandscape/broken-pier-pohon-cinta
Broken Pier/mytravelandscape

Mytravelandscape/Kapal-bersandar-travel-story
Kapal Sandar/mytravelandscape

mytravelandscape/broken-pier2
Broken Pier/mytravelandscape

Total KM perjalanan hari ini adalah sekitar 400 km dengan biaya bensin yang dikeluarkan total 400Ribu. Masih banyak tersisa untuk perjalanan besok.

Besok pagi kita lanjutkan lagi perjalanan ke Poso. Saatnya untuk beristirahat mengisi kembali stamina agar kuat untuk perjalanan sekitar 10-11 jam dari Marisa ke Poso. Semoga tidak ada kendala dan selamat sampai Tujuan.

Jika anda menyukai tulisan blog ini Silakan support dengan Subscribe, Like, Komen, dan Share yah. Support anda akan menambah semngat Penulis untuk terus berkarya.

Travel Story Lintas Sulawesi akan berlanjut ke Part 3. /(R.O)


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url