Ada Apa Di Desa Lakkang?
Pesona Desa Lakkang
Sore itu tepat pukul 3 sore, sehabis kunjungan kerja di Universitas Hasanuddin, untuk menghilangkan rasa penasaran, saya memutuskan untuk mencari Dermaga yang akan membawa saya menuju Desa Lakkang. Desa yang konon dijadikan sebagai Basis sekaligus benteng Tentara Jepang ketika perang dunia kedua. Sebagian besar area Desa tersebut dikelilingi oleh sungai dan rawa sehingga membuat desa ini terisolasi. karena lokasinya yang berada di delta sungai Tallo menjadikan daerah seperti memiliki pertahanan alami terhadap serangan dari luar.
Menuju Desa Lakkang
Satu-satunya akses untuk menuju desa ini hanya dengan menggunakan perahu penyeberangan yang terbuat dari kayu. Dan menu Cukup untuk memuat 10 orang lebih beserta 2 sampai 3 motor. Ada beberapa dermaga yang bisa membawa anda menuju Desa Lakkang yaitu dermaga Kera kera, Dermaga Kantor Kecamatan Tallo, dan Dermaga Makam Raja-raja Tallo.Pada kesempatan ini saya memilih lewat dermaga kera-kera karena berada dekat dengan kampus UNHAS.
Saya membayar 5ribu saja untuk menyebrang saat itu, ada 2 motor beserta 9 orang penumpang lainnya yg menuju ke Desa Lakkang.
Sepanjang perjalanan saya di suguhi dengan pemandangan alami sungai Tallo dengan banyak tambak dan telaga di Sisi sungainya. Beserta pohon-pohon Nipah yang masih cukup rimbun, Jujur ada rasa Senang melihat ternyata masih ada bagian dari Kota Makassar yang masih alami.
Perjalanan menelusuri sungai ini mengingatkan saya pada perjalanan menuju Desa Rammang-Rammang namun dengan sungai yang lebih lebar dan berarus kencang. 30 menit kemudian perahu yang saya tumpangi bersandar di dermaga Desa Lakkang. Terlihat ada beberapa fasilitas Wisata yang sedang dibangun. Di pinggir Dermaga juga terdapat warung sekaligus kantin yang berjualan Makanan dan minuman.
Kami melewati pemakaman desa kemudian memasuki sebuah tanah lapang yang di tumbuhi banyak bambu. Kemudian anak-anak desa Lakkang menunjuk sebuah Gundukan Tanah, dimana terdapat lubang yang juga merupakan pintu masuk untuk bunker Jepang. Saya agak ngeri untuk masuk kedalam karena selain tidak muat untuk ukuran badan saya, kondisi lubang yang Sempit sedikit memunculkan rasa Claustrophobic.
Aktifitas masyarakat desa Lakkang cukup banyak selain Berprofesi sebagai nelayan, di desa ini juga terdapat lahan pertanian sawah yang cukup luas.
Sungguh suatu Panorama yang indah, dimana Warna kehijauan tanaman Padi dengan background di kejauhan terlihat pegunungan yang tidak saya ketahui namanya, mungkin gunung Bulusaraung, atau Bawakaraeng. Sayang saat itu Kondisi langit Mendung.
Setelah puas menjelajahi Desa Lakkang mencari Spot-spot foto, kami kembali ke Dermaga Lakkang. Anak-anak yang mengantar saya terlampau antusias mereka berlari dari dermaga kemudian langsung melompat berenang ke sungai. Saya pun sempat mengabadikan beberapa momen lewat foto sambil menunggu Perahu yang akan mengantarkan saya kembali ke Dermaga Kera-kera bersandar. Sudah ada 3 motor yang antri didepan dermaga menunggu. Sebelum menaiki perahu saya memberikan selembar uang 100ribu untuk dibagikan kepada anak-anak yang mengantar saja tadi.
Pengalaman berkunjung ke desa Lakkang, membuat saya berjanji didalam hati untuk kembali lagi ke tempat ini suatu saat nanti. Desa yang memiliki potensi wisata yang cukup baik jika di kelola. Semoga Desa Lakkang akan tetap lestari dan tidak kehilangan keasliannya.
Demikian Travel Story edisi kali kali, semoga bisa. Menginspirasi, jika anda menyukai tulisan blog ini support penulis dengan like komen dan share serta berlangganan agar tidak ketinggalan cerita perjalanan lainnya. Salam sehat (R.O)
Saya membayar 5ribu saja untuk menyebrang saat itu, ada 2 motor beserta 9 orang penumpang lainnya yg menuju ke Desa Lakkang.
Sepanjang perjalanan saya di suguhi dengan pemandangan alami sungai Tallo dengan banyak tambak dan telaga di Sisi sungainya. Beserta pohon-pohon Nipah yang masih cukup rimbun, Jujur ada rasa Senang melihat ternyata masih ada bagian dari Kota Makassar yang masih alami.
Perjalanan menelusuri sungai ini mengingatkan saya pada perjalanan menuju Desa Rammang-Rammang namun dengan sungai yang lebih lebar dan berarus kencang. 30 menit kemudian perahu yang saya tumpangi bersandar di dermaga Desa Lakkang. Terlihat ada beberapa fasilitas Wisata yang sedang dibangun. Di pinggir Dermaga juga terdapat warung sekaligus kantin yang berjualan Makanan dan minuman.
Berkeliling Desa Lakkang
Saya mengeluarkan kamera dari tas yang saya jinjing, penampilan saya saat itu ternyata menarik perhatian dan memancing anak-anak desa Lakkang untuk mendekati saya dan menawarkan saya untuk berkeliling desa. Saat itu hanya 2 orang anak saja, namun seiring perjalanan menapaki jalan setapak memasuki desa, anak-anak yang mengantar kini bertambah menjadi rombongan. Tempat pertama yang saya tuju adalah Bunker Jepang.Kami melewati pemakaman desa kemudian memasuki sebuah tanah lapang yang di tumbuhi banyak bambu. Kemudian anak-anak desa Lakkang menunjuk sebuah Gundukan Tanah, dimana terdapat lubang yang juga merupakan pintu masuk untuk bunker Jepang. Saya agak ngeri untuk masuk kedalam karena selain tidak muat untuk ukuran badan saya, kondisi lubang yang Sempit sedikit memunculkan rasa Claustrophobic.
Namun tidak bagi anak-anak Lakkang, terlihat bahwa Bunker ini sudah lama menjadi arena bermain mereka sehingga sudah terbiasa. Konon Dahulu Kondisi Bunker ini cukup luas dengan beberapa pintu masuk, namun sebagian besar pintu sudah tertutup sampah dan lumpur.
Aktifitas masyarakat desa Lakkang cukup banyak selain Berprofesi sebagai nelayan, di desa ini juga terdapat lahan pertanian sawah yang cukup luas.
Sungguh suatu Panorama yang indah, dimana Warna kehijauan tanaman Padi dengan background di kejauhan terlihat pegunungan yang tidak saya ketahui namanya, mungkin gunung Bulusaraung, atau Bawakaraeng. Sayang saat itu Kondisi langit Mendung.
Setelah puas menjelajahi Desa Lakkang mencari Spot-spot foto, kami kembali ke Dermaga Lakkang. Anak-anak yang mengantar saya terlampau antusias mereka berlari dari dermaga kemudian langsung melompat berenang ke sungai. Saya pun sempat mengabadikan beberapa momen lewat foto sambil menunggu Perahu yang akan mengantarkan saya kembali ke Dermaga Kera-kera bersandar. Sudah ada 3 motor yang antri didepan dermaga menunggu. Sebelum menaiki perahu saya memberikan selembar uang 100ribu untuk dibagikan kepada anak-anak yang mengantar saja tadi.
Sunset di Dermaga Kera-kera
Perahu sudah bersandar di dermaga Kera-kera, namun saya belum puas dengan hasil foto saat itu. Saya memutuskan untuk mencari spot foto. Sunset yang tidak jauh dari dermaga.
Berikut hasil foto sunset nya
Berikut hasil foto sunset nya
Pengalaman berkunjung ke desa Lakkang, membuat saya berjanji didalam hati untuk kembali lagi ke tempat ini suatu saat nanti. Desa yang memiliki potensi wisata yang cukup baik jika di kelola. Semoga Desa Lakkang akan tetap lestari dan tidak kehilangan keasliannya.
Demikian Travel Story edisi kali kali, semoga bisa. Menginspirasi, jika anda menyukai tulisan blog ini support penulis dengan like komen dan share serta berlangganan agar tidak ketinggalan cerita perjalanan lainnya. Salam sehat (R.O)
nice share