Mendadak Ke Air Terjun Pungbunga
Untungnya perlengkapan kamera masih tersimpan rapi di dalam mobil, saya mengecek kondisi battery kamera, masih cukup penuh namun untuk mengamankan, saya mengeluarkan battery tersebut dari dalam kamera untuk mencegahnya terkuras. Untuk tripod saya menggunakan gorila tripod saja. Filter dan holder sudah tersimpan rapi dalam tas. Saya melanjutkan perjalanan melewati beberapa desa di wilayah Tompobulu.
Ketika melewati jalur pinggir sungai, saya berhenti sejenak menikmati pemandangan bebatuan karst yang ada di sungai yang cukup kering. Dahulu saya pernah melewati tempat ini juga, namun kini landscapenya sudah berubah mungkin karena beberapa bangunan yang sedang di bangun di dekat situ. Dan hilangnya pepohonan rimbun yang dulu masih menutupi aliran sungai, seperti terkena Abrasi. Dahulu sungai ini pernah Mengalami banjir bandang yang cukup parah, mungkin itulah penyebabnya.
Saya melanjutkan perjalanan melewati jalanan yang cukup Beton yang mulus. Melewati rumah warga, perkebunan dan sawah yang kering. Sampai pepohonan di tepi jalan mulai berganti rupa Menjadi hutan pinus. Disisi kiri jalan terdapat jurang yang cukup terjal Menghadap gugusan pegunungan Bulusaraung. Saya berhati-hati melewati jalanan sempit ini, sesekali saya bertemu dengan kendaraan dari arah sebaliknya sehingga harus melambatkan laju kendaraan.
Tidak terasa 1 jam lebih waktu berlalu saya melewati jembatan yang masih cukup baru, sambil mencoba mengingat lagi dimana air terjun ini berada, sampai tibalah saya di ujung jalan. Jalanan mulus berganti bebatuan kasar. Feeling saya berkata ada yang salah, seingat saya dahulu tidak sampai melewati jalur ini. Saya kemudian memutar balik mobil saya kembali ke jembatan baru. Ternyata memang benar jalan untuk menuju air terjun sudah terlewat cukup jauh.
Saya memarkirkan kendaraan di tepi jalan agar tidak menghalangi, mengambil peralatan kamera dan tripod. Mengganti sepatu kerja dengan sendal. Sialnya saya lupa membawa sendal gunung yang biasa saya gunakan untuk menuju lokasi foto. Saya menggunakan sendal jepit dengan harapan semoga tidak putus di tengah jalan.
Saya mulai berjalan menurun melewati jalanan berbatu kasar. Kalau saja mobil saya adalah mobil Off-road 4WD mungkin akan mudah melewati jalanan ini dan parkir tepat di atas air terjun Pungbunga. Namun dengan mobil saya kecil citycar, Saya membayangkan sudah pasti akan kesulitan, sehingga saya tidak menyesali meninggalkan kendaraan cukup jauh.
Penunjuk jalan menunjukkan jarak air terjun sekitar 300 meter. Dari kejauhan saya bisa melihat bukit batu yang masuk dalam kawasan gunung Bulusaraung. Saya mengambil gambar menggunakan Smartphone. Suara jatuhan air mulai terdengar, pertanda air terjun sudah semakin dekat. Sayup-sayup terdengar suara orang di bawah sana. Mungkin pengunjung yang lain.
Lutut saya sedikit bergetar ketika tiba di tanah datar yang menghadap ke air terjun pungbunga. Keputusan menggunakan sendal jepit sudah jelas salah besar membuat saya membuang banyak energi saat turun tadi.
Saya rehat sejenak menuju Sebuah penanda yang berisi informasi mengenai air terjun ini.
Beberapa fakta baru saya dapatkan seperti air terjun pungbunga yang tidak pernah Kering di segala musim, air terjun ini adalah urutan yang kelima dari hulu sungai yang berarti diatasnya masih terdapat 4 air terjun lagi yang bisa saya explore dan expose nantinya. dan juga informasi beberapa kejadian sepanjang tahun 2020-2021 yang memakan beberapa korban jiwa. Air terjun ini memang memiliki kolam alami yang menggoda pengunjung untuk berenang, namun tidak ada yang tau bahwa kolamnya memiliki kedalaman sekitar 10-15 meter dengan arus air yg berbahaya.
Saya bersiap mengambil gambar, ada beberapa pengunjung remaja laki-laki dan perempuan saat itu, ada juga seorang kakek tua dan seekor anjing yang cukup jinak. Saya mengambil beberapa foto dengan berbagai macam komposisi namun sayangnya langit menjadi tidak bersahabat, tiba-tiba menjadi mendung di iringi rintik hujan.
Alhamdulillah akhirnya bisa melihat hujan lagi. Namun saya harus menyudahi pengambilan foto karena hujan. Hujan datang di saat yang tidak tepat, namun saya cukup puas, berhasil mendapatkan beberapa foto yang cukup baik di lokasi ini.
Tidak banyak yang berubah dari Spot wisata air terjun Pungbunga dari kunjungan saya 2018 lalu, bahkan beberapa fasilitas yang dulu ada sudah rusak parah. Tidak ada penjual makanan dan minuman ataupun fasilitas penunjang lainnya. Namun air terjun ini kini menjadi lebih asri dan alami, terdapat lapangan yang cukup luas untuk mendirikan beberapa tenda dan terlihat ada bekas-bekas api unggun di lapangan itu. Lokasi ini memang sering di jadikan lokasi camping ground bagi pecinta alam.
Demikian travel story perjalanan saya menuju Air Terjun Pungbunga, semoga berkenan.
Note : All photo taken from Redmi note 7, File from Camera not yet process