My Travel Notes From Pangalengan

Bandung Adalah sebuah Kota yang sangat berkesan bagi saya, selain sebagai Kota tempat saya tumbuh dan mengenyam pendidikan, Kota ini memiliki keindahan Khas tersendiri baik itu bangunan-bangunan Art Deco, Kuliner yang lezat Dan juga Bentangan Alam Pegunungan yang tidak jauh Dari Kota. Dalam kesempatan ini kita menuju ke Pangalengan. Daerah dataran tinggi yang terletak di Bandung Selatan. Sejak dahulu kala terkenal akan udara yang dingin Dan Perkebunan Teh Malabar yang mendunia sejak masa Feudalism Masih ada di Indonesia.

Bandung is a city that holds great significance for me. In addition to being the city where I grew up and received my education, it has its own unique charm, from the Art Deco buildings to the delicious cuisine, and the natural mountain reservoirs not far from the city. On this occasion, we are heading to Pangalengan, a highland area located in the southern part of Bandung. It has long been known for its cool air and the world-famous Malabar Tea Plantation, which dates back to the feudal era in Indonesia.

1728910068480.jpg

Kisah perjalanan dimulai Dari Wilayah Bandung Utara, Kami Bersama rombongan 2 bus berangkat menuju Wilayah Pangalengan. Sekitar 2 jam perjalanan kami tempuh dengan menemui beberapa titik kemacetan yang sudah tidak mengherankan terjadi di Kota ini, terlebih lagi hari itu Adalah weekend sehingga banyak juga warga Bandung maupun turis Yang pergi menuju Pangalengan untuk berlibur.
The journey began from the northern region of Bandung. Our group, traveling in two buses, set off for the Pangalengan area. It took us about two hours, during which we encountered several traffic jams, which is not surprising in this city, especially since it was the weekend. Many Bandung residents as well as tourists were also heading to Pangalengan for a holiday.

Perjalanan menuju Pangalengan ibarat perjalanan dengan mesin waktu, Dari kepadatan Kota menuju dataran tinggi di kaki Gunung Malabar di mana banyak jumpai Perkebunan Teh yang sangat Luas, beserta beberapa Bangunan Vila Belanda. Salah Satunya Adalah Rumah Bosscha Dan juga Vila German di Cukul.

The journey to Pangalengan feels like traveling through time, from the bustling city to the highlands at the foot of Mount Malabar, where vast tea plantations spread out. Along the way, you can also see several Dutch villas, one of which is the Bosscha House, as well as a German villa in Cukup.

1728914141684.jpg

1728914118094.jpg

1728914167769.jpg

Sejarah Perkebunan Teh Malabar dimulai Dari Tahun 1896 ketika itu Seorang Meneer Karel Albert Rudolf Bosscha mendapatkan tugas untuk mengelolah 2 pabrik pengolahan Teh Malabar beserta 2000 hektar Perkebunan Teh. Ketika itu Bosscha berhasil membuatnya Terkenal sebagai Raja Teh dengan produksi yang sangat besar di masa itu. Kecintaannya pada Wilayah Perkebunan Malabar Pangalengan membuat ia tinggal di Wilayah ini sampai akhir hayatnya. Tidak mengherankan memang, Saya yang baru kembali berkunjung ke Pangalengan setelah sekian lama Masih saja terpanah Dan juga terpesona dengan keindahan Alam Perkebunan Teh di wilayah ini. Walaupun dibeberapa lokasi sudah banyak tempat Wisata yang dibangun di wilayah ini, terutama Wisata Glamping.

The history of the Malabar Tea Plantation began in 1896, when a man named Karel Albert Rudolf Bosscha was tasked with managing two tea processing factories along with more than 2,000 hectares of tea plantations. Bosscha successfully made it famous, earning the title of the "Tea King" due to the large production at that time. His love for the Malabar Tea Plantation in Pangalengan led him to live in this area until the end of his life. It's not surprising—having recently returned to Pangalengan after so many years, I am still captivated and mesmerized by the natural beauty of the tea plantations here. Although several tourist attractions have since been developed in this area, especially glamping sites.

1728910068534.jpg

1728914011898.jpg

1728910068387.jpg

Kami Menuju Salah satu titik Wisata yang cukup terkenal di Wilayah ini untuk merasakan pengalaman berkendara ATV di Perkebunan Teh Malabar. Salah satu pengalaman yang seru sekaligus menegangkan. Dimana kami harus melalui jalan tanah yang berdebu Dan penuh rintangan sepanjang 6 KM menggunakan ATV yang sudah cukup Tua Dan Kacang susah untuk di kendalikan. Bahkan beberapa kawan saya sampai terjatuh di beberapa titik yang cukup extreme Untuk di lewati.

We headed to one of the well-known tourist spots in the area to experience riding an ATV through the Malabar Tea Plantation. It was a thrilling yet nerve-wracking experience. We had to navigate a dusty, obstacle-filled dirt road for 6 kilometers using older ATVs that were difficult to control. Some of my friends even fell at a few particularly extreme points along the way.

1728914271452.jpg

Petualangan Kemudian dilanjutkan dengan Wisata Arung Jeram dari sebuah sungai yang cukup deras sampai pada sebuah Danau yang terkenal di Pangalengan, Situ Cileunca. Khusus untuk Wisata Arung Jeram, Saya tidak turut serta, hanya mengamati dari kejauhan sembari mengambil beberapa foto.

The adventure continued with a water rafting trip down a river with a fairly strong current, ending at a famous lake in Pangalengan, Situ Cileunca. As for the rafting experience, I didn't participate myself; instead, I observed from a distance while taking a few photos.

Pemandangan Situ Cileunca juga tak kalah menawan. Sayangnya Saat itu debit airnya sedang surut sehingga menurut saya mengurangi keindahan yang ditawarkan oleh tempat ini. Dibeberapa sudut danau ini, banyak dijumpai Lokasi-lokasi Glamping Dan juga Penginapan yang bisa di sewa oleh turis yang berkunjung, walaupun harga yang ditawarkan cukup mahal menurut pendapat saya.

The view of Situ Cileunca is equally captivating. Unfortunately, the water level was low at the time, which I felt diminished some of the beauty this place has to offer. Around several corners of the lake, there are many glamping sites and accommodations that tourists can rent, though in my opinion, the prices are quite pricey.

1728914225467.jpg

1728914200775.jpg

Pengalaman berkunjung ke Pangalengan cukup berkesan untuk saya, ingin rasanya kembali ke tempat ini pada kesempatan berikutnya Bersama dengan keluarga. Demikian my Travel Notes pada kunjungan ke Pangalengan, bagaimana pendapat kalian sahabat steemian semua? Tulis pendapat anda pada kolom komentar dibawah yah.
My visit to Pangalengan was truly memorable, and I can't wait to return to this place with my family next time. That wraps up my travel notes on this trip to Pangalengan. What do you think, my fellow Steemians? Feel free to share your thoughts in the comments below!

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url