Nostalgia Di Lembang Jawa Barat

6 Tahun lamanya sejak terakhir Kali saya menginjakkan kaki di Kota Bandung, Kota kenang-kenangan tempat saya berjuang menamatkan pendidikan saya Dari sekolah menengah Pertama sampai selesai kuliah di Tahun 2009. Terakhir Kali saya ke Kota Bandung adakah Saat liburan singkat di Tahun 2018 sekaligus mengunjungi kakak laki-laki saya yang membiayai sekolah saya.

Kali ini perjalanannya sedikit berbeda, bukan lagi liburan atau jalan-jalan, melainkan karena adanya kegiatan Dari tempat saya bekerja yang kebetulan diadakan di Kota Bandung. Sungguh keberuntungan yang patut saya syukuri, karena Jujur sudah cukup lama sejak terakhir Kali kunjungan saya ke Kota ini. Ada rasa nostalgia Dan penawaran bagaimana rupa Dari Kota yang menjadi tempat saya tumbuh besar.

Sebelum melangkah jauh, Mari kita Mulai perjalanan kita Dari Jakarta. Tepatnya Dari Stasiun Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC di wilayah Halim, Jakarta Timur. Ini adakah pengalaman Pertama saya menuju Kota Bandung menggunakan Kereta Cepat yang waktu tempuhnya hanya sekitar 35 menit saja. Ini adakah perubahan yang drastic, mengingat dahulu waktu tempuh antara Jakarta Dan Bandung Adalah 6 jam, Jika melewati Wilayah Puncak Bogor, 4 jam dengan menggunakan Moda transportasi bus melewati Tol Cipularang, 2 jam Jika menggunakan kendaraan Pribadi. Namun waktu diatas Adalah estimasi dengan kondisi terbaik tanpa adanya hambatan kemacetan. Sungguh sebuah upgrade yang sangat jauh lebih baik.

1725069098352.jpg

1725069098341.jpg

Kami turun di Stasiun KCIC Padalarang, Bandung Barat selanjutnya menuju Kota Bandung dengan bus. Tujuan kami Adalah menuju lokasi untuk team building di wilayah Lembang. Dahulu Wilayah Lembang Adalah wilayah dataran tinggi dengan cuaca Sejuk Dan hamparan Ladang Pertanian warga sejauh mata memandang. Namun tidak lama lagi saya akan terkejut bagaimana perubahan drastis juga akan terjadi disini.

1725069098328.jpg

1725069098319.jpg

Satu Hal yang tidak berubah Adalah kemacetan. Bandung Masih menjadi Kota dengan tingkat kemacetan yang tinggi ketika weekend. Jalanan yang sempit tidak sebanding dengan volume kendaraan yang ada. Wajar saja, Kota ini memang di Rancang sebagai Kota Residential Area Oleh Belanda, bukan sebagai sebuah Kota untuk Bisnis seperti Jakarta, ataupun Surabaya.

1725069506753.jpg

1725069506743.jpg

Kami melewati Jalan Setiabudi untuk Menuju Lembang, melewati kampus lama saya, Dan Vila-vila lama peninggalan Belanda. Yang paling Indah tentunya Adalah Vila Isola sebuah Vila dengan gaya Art deco Rancangan Architect: Charles Prosper Wolff Schoemaker untuk pengusaha Kaya Belanda Dominique Willem Berrety. Mobil melaju cukup kencang sehingga saya tidak sempat untuk mengambil gambar dengan jelas. Agar kalian Bisa tahu bagaimana indahnya Vila Isola Berikut saya lampiran foto yang saya ambil di Google.

1000045160.jpg

Source

1 Jam perjalanan berlalu, Dan yang ada dalam pikiran saya Adalah kekagetan yang luar biasa bagaimana perkembangan wilayah ini sejak terakhir Kali saya mengunjungi Lembang. Tidak ada lagi hamparan Ladang sayur yang bisa terlihat Dari pinggir jalan, berganti dengan Deretan Vila, Hotel, cafe Dan restoran di sepanjang jalan Raya Lembang. 15 Tahun Adalah waktu yang sangat cepat untuk perkembangan yang sangat drastis ini. Terlintas ingatan saya ketika Menuju Lembang Saat melakukan penelitian untuk Skripsi saya. Dahulu Deretan Rumah Tua peninggalan Belanda Masih banyak di Pusat Kota Lembang, lalu Hamparan Ladang Pertanian Dan Peternakan sapi Masih cukup luas. Kini semua berganti dengan Deretan Hotel, Restaurant dengan Lokasi Wisata. Bukit yang dulu Hijau Dipenuhi Pohon Pinus berganti dengan Atap-atap Vila Mewah. Satu Hal yang tidak berubah Adalah Sisi Sebelah Timur, dahulu ini Adalah lokasi tempat tinggal para Petani, yang rumahnya berada di Puncak bukit dengan pemandangan Panorama Kota Bandung terlihat di kejauhan.

1725070250759.jpg

1725070250766.jpg

1725070250751.jpg

Hanya inilah Sisa Dari Wilayah Lembang yang Masih saya kenali, selebihnya, semua tampak asing, berbeda, seakan ini Adalah kunjungan Pertama saya untuk suatu daerah yang baru. Bagi saya yang mengharapkan kunjungan ini membangkitkan kenangan Nostalgia menjadi hampa. Mungkin sama Seperti Captain America yang melihat perkembangan Dunia setelah tertidur Selama 70 Tahun. Dunia memang berputar, tidak pernah Berhenti, semua yang lama kelak akan berganti yang baru. Mungkin saja kelak di kunjungan berikutnya memori yang dulu akan hilang berganti dengan memori yang baru. Sama seperti Rumah di Bukit Ini, mungkin ketika saya kembali lagi disini, sudah berganti menjadi Vila Mewah. Namun saya bersyukur, Masih diberikan kesempatan untuk melihatnya walaupun mungkin ini yang terakhir Kalinya.

1725070250738 (1).jpg


Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url