Perjalanan 2000 Km Part 1: Kembali ke Makassar
Perjalanan 2000 Km: Kembali ke Makassar dengan Hujan yang Mengiringi
Melakukan perjalanan jauh selalu memberikan pengalaman tersendiri, terutama ketika harus meninggalkan keluarga dan menghadapi berbagai tantangan di jalan. Perjalanan saya kali ini adalah kembali ke Makassar setelah beberapa waktu berada di rumah. Dengan jarak tempuh sekitar 2000 km dan waktu perjalanan sekitar 3-4 hari, perjalanan ini bukan sekadar perjalanan biasa, melainkan perjalanan yang penuh dengan perasaan campur aduk.
Awal Perjalanan: Meninggalkan Rumah dan Keluarga
Hari Minggu menjadi titik awal perjalanan panjang saya. Dengan berat hati, saya harus meninggalkan rumah, istri, dan anak laki-laki saya yang sedang kurang sehat. Perasaan sedih dan khawatir tentu ada, tetapi pekerjaan adalah tanggung jawab yang tidak bisa saya tinggalkan begitu saja. Istri saya mengingatkan bahwa pekerjaan ini adalah sumber penghidupan kami, dan saya harus tetap melanjutkan perjalanan.
Saat mobil mulai meluncur meninggalkan kompleks perumahan, hujan deras tiba-tiba turun. Seolah-olah alam memahami perasaan saya yang berat untuk pergi. Saya terus melaju dengan hati yang sedikit bimbang, tetapi saya harus tetap fokus pada perjalanan panjang yang menanti.
Melintasi Kota Manado: Hujan Tak Berhenti
Setelah beberapa waktu berkendara, saya mulai memasuki wilayah Kota Manado. Saya sengaja mengambil jalur jalan ring road Manado karena ingin mengabadikan ikon terkenal kota ini, yaitu Patung Yesus Memberkati. Sayangnya, hujan deras yang masih mengguyur membuat saya mengurungkan niat untuk berhenti dan mengambil foto dari jarak dekat. Saya hanya bisa mengabadikan patung tersebut dari kejauhan.
Dalam perjalanan panjang seperti ini, hujan bisa menjadi tantangan tersendiri. Jalan yang licin dan jarak pandang yang terbatas mengharuskan saya lebih berhati-hati. Meski demikian, saya tetap menikmati perjalanan ini karena setiap perjalanan selalu memiliki cerita dan pengalaman yang berharga.
Menembus Hujan Hingga Kotamobagu
Perjalanan saya berlanjut menuju Kotamobagu. Sayangnya, hujan masih belum juga berhenti. Seakan-akan hujan menjadi teman setia saya sepanjang perjalanan. Meski demikian, saya tetap melaju dengan hati-hati dan sesekali menikmati pemandangan sekitar.
Saya selalu percaya bahwa setiap perjalanan memiliki keindahannya sendiri. Meskipun hujan membuat perjalanan sedikit lebih menantang, ada sesuatu yang menenangkan dari suara rintik hujan yang jatuh di atap mobil. Perjalanan panjang seperti ini memberi banyak waktu untuk merenung dan menikmati momen-momen kecil yang sering terlewatkan dalam keseharian.
Berhenti Sejenak di Solimandungan
Setelah menempuh perjalanan panjang, hujan akhirnya mulai mereda ketika saya tiba di wilayah Solimandungan. Saya memutuskan untuk berhenti sejenak dan menikmati suasana. Ini adalah momen yang saya tunggu-tunggu, karena sebelumnya saya hanya melewati tempat ini tanpa pernah berhenti untuk benar-benar menikmatinya.
Saya mengambil beberapa foto landscape di lokasi ini. Pemandangannya begitu indah dan menenangkan. Saya merasa puas dengan hasil foto yang saya ambil, meskipun dalam hati saya berjanji untuk kembali lagi suatu saat dengan perlengkapan kamera yang lebih lengkap. Saya ingin mengabadikan keindahan tempat ini saat matahari terbit, karena saya yakin suasananya akan lebih dramatis dan indah.
Selain mengambil foto, saya juga membuat video pendek yang saya unggah ke kanal YouTube saya. Bagi kalian yang ingin melihat bagaimana perjalanan saya dari awal hingga akhir, silakan cek video tersebut. Saya ingin berbagi pengalaman ini dengan lebih banyak orang, karena saya percaya perjalanan bukan hanya tentang sampai di tujuan, tetapi juga tentang proses dan cerita di baliknya.
Refleksi: Perjalanan yang Penuh Makna
Perjalanan 2000 km ini bukan hanya tentang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga tentang perasaan, pengalaman, dan pelajaran yang saya dapatkan sepanjang jalan. Dari meninggalkan keluarga dengan berat hati, menghadapi hujan yang terus mengguyur, hingga menemukan momen ketenangan di Solimandungan, semuanya menjadi bagian dari perjalanan ini.
Setiap perjalanan memiliki cerita uniknya sendiri. Meskipun kadang sulit dan penuh tantangan, perjalanan seperti ini mengajarkan saya untuk lebih menghargai momen-momen kecil dan memahami bahwa setiap langkah yang kita ambil memiliki maknanya sendiri.
Perjalanan panjang seperti ini bukan hanya sekadar perpindahan fisik, tetapi juga perjalanan emosional dan refleksi diri. Dari awal hingga akhir, saya merasakan berbagai emosi yang bercampur—dari sedih, rindu, lelah, hingga akhirnya puas karena bisa menikmati momen-momen berharga di sepanjang jalan.
Bagi kalian yang suka perjalanan jauh, saya sangat merekomendasikan untuk selalu mengabadikan momen-momen yang berkesan. Baik itu melalui foto, video, atau sekadar menuliskan cerita perjalanan, semuanya akan menjadi kenangan berharga di masa depan.
Jangan lupa untuk mengecek video perjalanan saya di YouTube. Jika kalian pernah melakukan perjalanan panjang seperti ini, bagikan pengalaman kalian di kolom komentar. Saya ingin mendengar cerita perjalanan kalian juga!
Terima kasih telah membaca, dan sampai jumpa di perjalanan berikutnya!