Perjalanan 2000 KM Part 3: Marisa-Poso
Perjalanan Jauh dari Marisa ke Poso: Petualangan, Pemandangan, dan Inspirasi
Mengemudi dalam perjalanan jauh selalu memberikan sensasi tersendiri. Dengan kecepatan tinggi, jalanan panjang yang seolah tak berujung, serta irama musik favorit yang mengalun di dalam mobil, pengalaman ini bisa menjadi pelepas penat sekaligus pemicu adrenalin. Selain itu, ada sesuatu yang unik dalam perjalanan panjang: munculnya berbagai ide baru dan solusi untuk permasalahan yang sedang dihadapi. Mungkin, karena konsentrasi yang tinggi saat berkendara, otak menjadi lebih fokus dan kreatif.
Persiapan Perjalanan Jauh
Pada hari itu, saya memulai perjalanan dari Marisa menuju Poso. Perjalanan ini biasanya memakan waktu sekitar 12-14 jam, tergantung pada jumlah pemberhentian yang saya lakukan. Salah satu tantangan utama dalam perjalanan ini adalah kelangkaan bahan bakar di beberapa titik serta rasa kantuk yang bisa datang kapan saja. Oleh karena itu, persiapan yang matang sangat diperlukan sebelum memulai perjalanan.
1. Mengecek Kendaraan
Sebelum berangkat, saya selalu memastikan bahwa mobil dalam kondisi prima. Mengecek oli, tekanan ban, dan bahan bakar adalah hal yang wajib dilakukan. Mengingat jalur yang akan dilalui cukup panjang dan sepi, tidak ada salahnya untuk membawa bahan bakar cadangan.
2. Menyiapkan Bekal
Perjalanan panjang memerlukan asupan energi yang cukup. Saya menyiapkan air mineral, camilan, serta makanan ringan yang bisa dikonsumsi di sepanjang perjalanan. Selain itu, saya juga membawa Lalampa, jajanan khas dari Toboli yang terbuat dari beras ketan dan abon cakalang.
Menikmati Pemandangan Pohuwato Saat Matahari Terbit
Pagi itu, hal pertama yang menarik perhatian saya adalah suasana sebelum matahari terbit di wilayah Pohuwato. Hamparan sawah hijau dengan latar belakang gunung-gunung rendah yang kaya akan mineral emas menjadi pemandangan yang luar biasa. Pohuwato memang dikenal sebagai daerah yang kaya sumber daya alam, sehingga tidak heran jika banyak investor yang meliriknya untuk mendirikan pabrik tambang emas dan smelter.
Saya mencoba mengabadikan momen tersebut dengan kamera ponsel saya. Sayangnya, keterbatasan kamera dalam menangkap cahaya minim membuat hasil foto kurang memuaskan. Namun, pemandangan itu tetap terpatri dalam ingatan saya.
Melaju di Jalanan Sepi dengan Musik Favorit
Saat perjalanan berlanjut ke arah barat, saya sesekali melirik ke belakang melalui kaca spion untuk menikmati sinar matahari yang mulai muncul di cakrawala. Jalanan masih sangat sepi, seolah hanya saya yang melintasinya. Momen seperti ini memberikan perasaan damai yang sulit diungkapkan.
Saya membuka sedikit jendela, membiarkan udara pagi yang sejuk menerpa wajah saya. Lagu From the Inside dari Linkin Park mengalun dari pemutar MP3 di mobil saya. Kombinasi antara pemandangan pagi, udara segar, dan musik favorit menciptakan suasana yang sempurna untuk melanjutkan perjalanan.
Menembus Perbatasan Gorontalo-Sulawesi Tengah
Pukul 8 pagi, saya akhirnya tiba di perbatasan antara Provinsi Sulawesi Tengah dan Gorontalo. Dari titik ini, saya mulai melaju dengan kecepatan yang lebih tinggi. Saya tidak banyak berhenti setelah ini, kecuali untuk beristirahat sejenak.
Sekitar pukul 2 siang, saya memutuskan untuk beristirahat di wilayah Kasimbar. Ada sebuah gazebo di tepi pantai yang sangat nyaman untuk meluruskan kaki setelah berjam-jam duduk di balik kemudi. Saya menikmati suara ombak dan semilir angin laut yang menyejukkan. Momen ini sangat penting dalam perjalanan panjang, karena membantu tubuh kembali segar sebelum melanjutkan perjalanan.
Menikmati Jajanan Khas Toboli: Lalampa
Setelah istirahat sejenak, saya melanjutkan perjalanan ke Parigi Moutong dan memutuskan untuk berhenti sejenak untuk menikmati makanan khas setempat. Saya membeli Lalampa, jajanan tradisional yang mirip lemper dalam budaya Jawa. Lalampa terbuat dari beras ketan yang diisi dengan abon ikan cakalang, kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dipanggang hingga harum.
Saya menikmatinya dengan tambahan abon ikan buatan istri saya. Kombinasi rasa gurih dari abon dan aroma khas daun pisang yang terbakar memberikan sensasi rasa yang luar biasa. Jajanan ini sangat cocok sebagai bekal perjalanan karena praktis dan mengenyangkan.
Perjalanan Menuju Poso
Setelah menikmati makanan khas daerah, saya kembali melanjutkan perjalanan menuju Poso. Masih ada sekitar 3 jam perjalanan yang harus ditempuh sebelum mencapai tujuan. Jalanan mulai ramai dengan kendaraan lain, tetapi perjalanan tetap menyenangkan karena pemandangan sepanjang jalan yang masih alami dan menawan.
Akhirnya, setelah perjalanan panjang dan berbagai pengalaman menarik di sepanjang jalan, saya tiba di Poso dengan selamat. Rasa lelah tentu ada, tetapi pengalaman perjalanan yang penuh dengan momen indah, pemikiran yang lebih jernih, dan energi baru membuat semuanya terasa sepadan.
Perjalanan jauh dari Marisa ke Poso bukan sekadar tentang menempuh jarak ratusan kilometer, tetapi juga tentang pengalaman yang mendalam. Dari menikmati matahari terbit di Pohuwato, melaju di jalanan sepi dengan musik favorit, hingga menikmati jajanan khas daerah, semua memberikan makna tersendiri.
Perjalanan ini juga menjadi momen refleksi diri. Sering kali, dalam perjalanan panjang seperti ini, ide-ide baru bermunculan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi menjadi lebih jelas. Mungkin, karena dalam kesunyian dan konsentrasi yang tinggi, pikiran menjadi lebih tajam dan fokus.
Bagi siapa pun yang menyukai perjalanan panjang, penting untuk selalu mempersiapkan segala sesuatu dengan baik. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, bawalah bekal yang cukup, dan jangan lupa menikmati setiap momen dalam perjalanan. Karena, seperti yang saya rasakan, perjalanan bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga tentang menikmati setiap langkah dalam perjalanannya.